Pengendalian Hayati Penyakit Karet

Karet (Hevea brasiliensis) telah menjadi sumber penghidupan utama masyarakat Prabumulih. Terlebih saat ini. Harga karet melonjak hingga Rp 21.800,- /kg. Hasil sadap rerata 2 kwintal per ha per bulan. Tiap satu keluarga petani yang menyadap sendiri 1 hektar kebun karetnya bisa raih pendapatan di atas 4 juta rupiah per bulan. Pemahaman tentang pengendalian organisme pengganggu tanaman atau hama dan penyakit tanaman menjadi salah satu kunci agar sumber penghidupan ini tetap memberi hasil optimal.
Demikian dari hasil bercakap-cakap dengan beberapa petani karet di Prabumulih. Salah satunya, Tatang. Penangkar bibit karet sekaligus pekebun karet. Kebun karet yang ia kelola pernah terancam serangan jamur akar putih yang disebabkan Rigidoporus lignosus.

Tak ingin terlambat, Tatang segera mengambil tindakan dengan mencoba terapkan saran yang pernah saya sampaikan. Mengendalikan hama ala petani malas. Membiarkan alam bekerja sendiri. Salah satunya adalah meminta jasa jamur jenis lain untuk menghajar jamur pengganggu tanaman budidaya.
Maka, serangan jamur akar putih pada beberapa pohon ia kendalikan dengan (jamur) Trichoderma sp.

Trichoderma memang dikenal sebagai agensia hayati, atau mahluk hidup mikro yang bermanfaat dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman. Sama seperti jamur pengganggu yang sering merusak tanaman budidaya, trichoderma juga sejenis fungi/jamur. Hanya saja ia tidak mengganggu tanaman budidaya. Justru bila trichoderma tumbuh di tempat jamur perusak, keberadaan trichoderma akan menekan populasi jamur perusak hingga kalah dan habis.

Tindakan yang dipilih Tatang tak keliru. Serangan jamur akar putih di beberapa pohon karet miliknya lenyap. Pengalaman ini dia terapkan untuk membantu para pekebun karet lain. Hingga saat ini ia sudah membantu menyelamatkan serangan jamur akar putih di sekitar 10 hektar kebun karet milik 5 pekebun karet lain.

Ketertarikan Tatang “sekolah lapangan” pengendalian organisme pengganggu tanaman membuatnya gemar melakukan ujicoba. Saat ini dia sedang bersiap mengujicoba pengendalian serangan kanker garis yang dibawa oleh cendawan phytophthora palmivora.
“Mumpung penyakit ini belum mengancam kebun karet di Prabumulih,” ungkap Tatang mengenai ujicoba yang sedang ia persiapkan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengendalian Hayati Penyakit Karet"

Posting Komentar